Info&tanya jawab

Rabu, 05 Juni 2019

Warga Riangsunge Lepaskan Induk Penyu Belimbing ke Laut


Tiba di Riangsunge, ada sebuah momen menarik hari itu. Seekor penyu hendak dilepaskan oleh masyarakat setempat ke tengah laut. Penyu ini ukurannya cukup besar. Saya sempat mengukurnya, enam jengkal jari orang dewasa panjangnya. Kata seorang warga di sana penyu ini kemungkinan hendak bertelur di pantai ini. “Mungkin karena banyak orang, dia tidak jadi bertelur,” tambahnya.
Penyu yang malang memang. Kami sempat berpose di sana, meski penyunya tidak tahu apa-apa soal selfie. Hhe.
Profauna menyebutkan di dunia ada 7 jenis penyu dan 6 diantaranya terdapat di Indonesia. Jenis penyu yang ada di Indonesia adalah Penyu hijau (Chelonia mydas), Penyu sisik (Eretmochelys imbricata), Penyu lekang (Lepidochelys olivacea), Penyu belimbing (Dermochelys coriacea), Penyu pipih (Natator depressus) dan Penyu tempayan (Caretta caretta). Penyu belimbing adalah penyu yang terbesar dengan ukuran panjang badan mencapai 2,75 meter dan bobot 600 - 900 kilogram. Sedangkan penyu terkecil adalah penyu lekang, dengan bobot sekitar 50 kilogram.

Semua jenis penyu laut di Indonesia telah dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Ini berarti segala bentuk perdagangan penyu baik dalam keadaan hidup, mati maupun bagian tubuhnya itu dilarang. Menurut Undang Undang No 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya pelaku perdagangan (penjual dan pembeli) satwa dilindungi seperti penyu itu bisa dikenakan hukuman penjara 5 tahun dan denda Rp 100 juta. Pemanfaatan jenis satwa dilindungi hanya diperbolehkan untuk kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan dan penyelamatan jenis satwa yang bersangkutan.
Masih menurut seorang warga di sana, sudah tiga kali penyu datang bertelur di sini. Telur penyu lalu diambil dan ditetaskan dengan bantuan sekelompok masyarakat yang sudah menguasai hal ini. “Pak Bupati pun pernah melepaskan secara resmi anak penyu atau tukuk itu beberapa waktu yang lalu di sini,” sambungnya.
Sebuah kesempatan berharga bisa menyaksikan penyu besar ini secara langsung. Setelah dilepas, dengan instingnya, penyu ini pun mengayuh-ayuh keempat kakinya di atas pasir menuju laut lepas. Gerakannya cepat, seolah tidak mau berlama-lama berurusan dengan manusia. Kami menikmati momen-momen langka ini saat penyu itu masuk ke dalam laut dan berenang hingga hilang ditelan ombak biru di Riangsunge.
Ini mungkin menjadi pemandangan yang menyenangkan, namun di sisi lain, bisa jadi kesempatan yang tersia-siakan, bahwa penyu itu pergi bersama ratusan anak penyu yang sudah siap ditelurkan di dalam perutnya. Semoga saja anak-anaknya dapat ditelurkan, entah di manapun dia bertelur.
Kembalilah lagi, penyu yang cantik. Riangsunge menunggumu dengan cinta. (Teks: Bery Waibalun)

Foto: Disparbud Flores Timur 
Foto: Disparbud Flores Timur

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar